Kamis, 26 November 2009

LAST D@Y


Setelah hari kemarin bertambahnya tahun, yang berarti berkurang pula jatah umur di dunia. Dan perlu aku syukuri segala NIKMAT dan KARUNIA-NYA yang terus-menerus mengalir tiada henti, yang step by step sedikit demi sedikit mimpi-mimpi yang mulai terbuka tabirnya, ALHAMDULILLAH. Namun, perlu MUHASABAH juga terhadap apa yang telah dijalani dan apa yang akan dijalani kelak moga DAPAT menebar BERMANFAAT. Terima kasih kepada kedua orang tuaku atas RESTU mereka dan kepada semua keluarga serta sahabat2. Karena mereka aku ada. Karena mereka jadi SEMANGAT untuk terus menerus memperbaiki diri dan jalan hidup ini.

SUNGGUH, "Bila Allah berkenan, kita akan menjadi apapun yang kita mohonkan kepada-Nya".

Perjalanan demi perjalanan sampai hari kemarin, memberi kesan yang mendalam dan menjadi cerita yang menarik dalam suatu perbincangan. Banyak belajar dari setiap perjalanan, organisasi, kegiatan kampus, TERLEBIH lagi di KOSTAN "NAHWANNUR" (Tapi, candaan kostan kami adalah "Du'afa Elite"...haha...kurang tapi lebih... lebih tepatnya -+) yang memberi WARNA KEHIDUPAN ketika kami menjadi mahasiswa (Kayak pelangi dech... ada warna gelap, ada warna terangnya juga).

Namun, tak terasa hari ini adalah hari terakhir aku resmi lulus dari salah satu perguruan tinggi di Bandung. Kurang lebih 4 tahun 2 bulan kemarin catatan di bangku kuliah. SEMOGA ke depan aku LEBIH SIAP menata KEHIDUPAN, menata HATI dan POLA PIKIR yang lebih BAIK dan MATANG.

Tiba saatnya nie... membuka lembaran cerita dan perjalanan baru lagi. OK, petualangan baru segera di mulai. Kemungkinan-kemungkinan itu masih samar terhalang kabut di depan mata. KEBERANIAN dan KEKUATAN HATI yang bisa mengalahkan ketakutan mengambil resiko. Di awali dengan "BISMILLAH" dan di akhiri dengan "ALHAMDULILAH", semoga segala aktivitas kita jadi ibadah dan barokah. AMIN.


BE THE BEST OF YOUR SELF.

Sabtu, 21 November 2009

SEARH ENGINE (Berhenti Sejenak)


Dahulu kala ada seorang pemuda yang masih lajang di kota antah barantah, pemuda ini pada mulanya asyik dengan dunianya, asyik dengan teman2 bermainnya, asyik dengan aktivitas kesehariannya yang serba ada kala itu... pikirannya saat itu hidup yang dijalaninya lebih dari cukup, Ya lumayan, gaji hasil dia bekerja dapat ia nikmati untuk dirinya, sebagian untuk keluarganya, sebagian lagi untuk mencari sebuah kesenangan dengan teman-temannya.

Biasanya selepas lelah ia bekerja, ia berkumpul dengan temannya, nongkrong di air mancur (tempat tongkrongan anak muda yang dahulu masih rame, biasanya kalo malming suka ada yang adu gengsi teknik2 bermotor, sampe2 pernah ada pemuda lain yang bergaya naik motor ala superman, taunya saking belagunya dia nabgrak orang ampe kakinya patah.. macem2 dah pokoknya kejadian2 di masa itu... haha makanya jangan belagu), ataupun dia cari kesenangan dengan hobinya. Tak sungkan2 pula dia keluarkan uang buat traktir teman2nya... main bareng, makan bareng... Ya, kesenangan2 itu masih bisa menyibukkan dirinya di kala itu. Sampai di suatu saat...

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tak terasa waktu itu terus berjalan... berlalu... meninggalkan masa yang lalu dan takkan pernah kembali... hanya bisa dikenang.

Sudah beberapa lama ia bekerja, beberapa aktivitas rutin ia jalani tiap harinya, tiap minggunya, tiap bulannya, tiap waktunya sampai kejenuhan itu muncul... kejenuhan akan rutinitas yang sebenarnya masih ada dipikirannya untuk dipertanyakan.

Apa yang ada dalam benaknya...

Dia rebahkan tubuhnya diruang tamu rumahnya... dalam2 ia tarik nafasnya, sambil dipejamkan matanya... dan ia hembuskan nafas itu seakan menjadi keluhannya akan kejenuhannya. Dengan tatapan yang setengah kosong, dia berkata dalam hatinya "kok gini2 az hidup gw, berangkat pagi-pulang malem, makan, istirahat sejenak, trus tidur, besoknya gitu lagi ampe akhir pekan trus gw sempetin waktu buat kumpul ma temen2, cari kesenangan buat ngilangin jenuh 5 hari kerja yang kadang gak gw nikmati... seakan2 gw dihidupkan cuma buat kerja, cari uang, buat makan, buat kesenangan, buat tidur... Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... (teriak ia dalam hatinya, gejala 1/4 stress ringan)".

Lelah ia pikirkan hal itu... lelah hatinya terus meringis... lelah hatinya untuk mengeluh... hingga ia tertidur dan bermimpi...

...zZz...zZz...zZz...

Grrook...Grrook...Grrook... (Loh, mas kok pake ngorok segala sih tidurnya, dah gitu ngangap lagi mulutnya, ntar kemasukan tahi cicak lho!!...hehe...just kidding ^.^v...PEACE)

(OK, kita kembali kecerita pemuda itu... OK, kru siap?? ACTION!!)

(Dalam mimpinya) .... Dalam suatu barisan, dimana orang2 dikumpulkan, seperti menyusuri goa... ada suara hentakan di sana... "KALIAN CEPAT JALANNYA!!".
Refleks orang2 dalam barisan tersebut berjalan, seperti antrian orang masuk dufan.
Setiap orang diperiksa... entah kenapa??
Sampai tiba bagiannya bagi pemuda itu diperiksa oleh dua orang berjubah di situ yang memeriksa setiap barisan orang2 yang antri tersebut.

"KAMU SIAPA??", tanya salah seorang di antaranya, lalu yang satunya memperhatikan.

Refleks pemuda itu berkata... "Saya adalah fulan, ... (dan jawaban lain yang dipertanyakan oleh kedua orang berjubah tersebut)".

"Hmm... kamu sebaiknya pulang dulu, belum tiba waktunya sekarang." Berkata seorang di antaranya.
Lalu yang satunya berkata dengan hentakan, "SANA PULANG!!".

Tersentak kaget pemuda itu pun terbangun dari tidurnya ("ASTAGHFIRULLOHAL'AZHIM"), dengan keringat di sekujur tubuhnya, dengan hati berdebar2 masih terngiang mimpi yang aneh itu dalam pikirannya.
Entah mengapa?? (Tanya dalam hatinya)
Apa gw akan mati??
Apa ini peringatan hidup gw??
Apa ini jawaban dari semua pertanyaan gw tentang hidup??
Jadi...???

Huft...

Beberapa hari setelah mimpi yang aneh itu yang masih ada dalam setiap sel2 otaknya, tak tenang ia memikirkan ada apa dibalik hal itu??
Di akhir pekan, dihari ia libur bekerja, ia sempatkan ke toko buku gramedia, di sana ia mencari sebuah buku bertemakan "arti kehidupan", guna mencari sebenarnya dimana titik persoalannya. Dia kaitkan antara pertanyaan seputar sebenarnya hidupnya untuk apa dan mimpi yang aneh itu.

Ia jalani perenungan, pengkajian, pembelajaran, dan tukar pikiran dengan temannya, keluarganya dan orang lain dianggap lebih dahulu merasakan kehidupan serta guru ngajinya, tentang arti sebuah kehidupan.

Hingga perlahan sedikit demi sedikit pikirannya terbuka, hatinya lebih tenang mengaruhi kehidupan... Sedikit demi sedikit segala keluhannya pudar.

Dia menyadari, hidup ini ada yang menciptakan, berasal dari yang menciptakan, dan akan pulang kepada yang menciptakan... kepada TUHANNYA lah ia akan dikembalikan.

Dia menyadari, hidup ini tak akan berarti jika hidupnya, nafasnya hanya untuk mencari materi semata untuk dirinya sendiri, kesenangan semu semata untuk dirinya sendiri, dan hal lainnya yang masih dalam sebuah kajiannya dan pembelajarannya untuk dijadikan lebih baik lagi... lebih berarti lagi... lebih ada "TUJUAN" yang ingin dicapai (istilah kerennya mah TARGET OF LIFE)... untuk arti sebuah kehidupan.

Dia menyadari, bahwa ia bukanlah manusia sempurna yang masih harus terus belajar, terus mengkaji, memperbaiki hidup dan memanfaatkan hidupnya serta terus berbagi untuk menemukan arti sebuah kehidupannya... hingga satu nafas ia hirup untukyang terakhir kalinya.

..........................................................^.^...............................................................

Yach... seperti itu dech cerita kali ini.
Aku mohon maaf jika ada kemiripan cerita ataupun tokoh dalam cerita tersebut, Gak' disengaja soalnya, paling nyerempet2 dikit...hehe... Y udah dech, moga2 ada kebaikannya dan bermanfaat buat kita khususnya bagi yang membacanya. AMIN.

OK, see you later.

PERJUANGAN UNTUK SEBUAH MIMPI


Pagi ini jam 4:48 am, pagi yang kesekian kalinya aku berada di kota ini. Pagi yang mengingatkan aku tentang kisah perjalanku hingga sampai di sini. Padahal dahulu, setiap aku berkunjung ke rumah nenekku, aku pasti melintasi perbatasan kota ini, Cileunyi, tapi aku belum bisa singgah di tempat itu kala itu. Aku hanya bisa bermimpi membayangkan seandainya bisa tinggal di tempat itu.

Hari berganti hari hingga tahun berganti tahun, pikiran bawah sadarku terus mengingatkan aku tentang kota itu, kota yang kulewati tol purbaleunyi. Hmm... Seru dan unik juga bagaimana sapai akhirnya aku bisa tinggal di kota ini. Hmm.. BERSYUKUR ku pada-Nya, yang bisa membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dan bukan hanya saja aku bisa tinggal di sini, tapi juga bisa kuliah di sini, merupakan hal yang sangat di luar dugaanku, dan aku harus bersyukur atas itu.
("MAKE A DREAMS and TAKE ACTION !!")

Tapi, tak akan kutuangkan semua rentetan perjalanan yg terurai di setiap langkahku dalam suka dan duka perjalanan ini, karena mungkin akan membutuhkan berpuluh-puluh halaman bahkan mungkin beratus-ratus halaman untuk menceritakan satu judul kisah perjalanku menggapai cita... (Jiah... bakan bisa jadi rekomendasi sutradara muda berbakat buat dijadiin film lagi... (Sang Pemimpi) wkwkwk... Sori2.. bcd)

Tapi salah satu nilai yang aku dapati di sini adalah "PERJUANGAN UNTUK MEREKA". (Mereka??, bukan merdeka mas??hihikzz..))

Awalnya aku kuliah di Unpad dengan semangat menggebu, dengan tekadku wujudkan mimpiku, tujuanku sendiri. Tapi, hari berganti hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun pun berlalu.. membuat aku semakin kehilangan makna hadirku di sini, kejenuhanku membuat aku bimbang tentang keberlanjutanku di sini, cobaan silih berganti diperjalanan yang tak tau dimana ujungnya. Hmm.. Mungkin keadaan yang nyaman yang tidak mendidik yang berlarut-larut telah membuat aku lemah...

Hmm... Satu hari aku mencoba mencari sesuatu yang hilang dari maknaku... Satu hari itu aku berkunjung ke kediaman om ku di Bandung (yang saat itu tinggal di sana). Aku berbincang dengan beliau, sesekali aku mengeluh padanya, aku bilang aku juga mungkin akan berhenti dan mungkin akan bekerja saja. Tapi aku tersentak, karena om ku malah kelihatan kecewa dengan pikiranku ini. Tp singkatnya "1" hal yang dapat kutangkap dari pembicaraan kami adalah:

"Sudah sejauh ini perjalanan, mau dikemanakan perjuangan "mereka"? mau dikemanakan perjuanganmu selama ini? JANGAN LEMAH oleh keadaan!!"

(Hmm.. mungkin gak gitu2 amat sih omongan beliau, tapi setelah melalui proses pemikiran dan pengkajian yang lebih dalam dapat disimpulkan seperti itu.)

Dan aku semakin mencari sesuatu yang hilang dari maknaku ini... Lalu aku kembali ke rumah dulu...
Dan teringat seorang ustadz pernah berkata (kurang lebih seperti ini), bahwa jika ingin melihat lelahnya ibu dan ayahmu seharian bekerja untukmu, tengoklah keadaan mereka ketika tertidur. Dan aku buktikan sendiri, dan yang kudapati...
Raut wajah mereka tak semuda dulu, garis2 keriput sebagai bukti perjalanan hidupnya, sayu matanya tertutup menahan keluhnya menjalani hari yang disembunyikan dari kita. Kadang mereka terjaga dalam tidurnya, untuk selalu memikirkan kita, memperhatikan kita, selalu menyayangi kita.

Hmm... dalam hati kuberkata "MAAFKAN aku Ibu... Ayah... aku masih lemah di sana... aku begitu rapuh dengan keadaan..."

Jika aku tidak merubah mindset-ku dan pola pemikiranku ini, maka seterusnya aku akan menjadi pecundang, aku akan lemah dan semakin lemah.

Aku tidak mau seperti itu, aku tau mereka pun tak mau aku seperti itu.

Mereka (Ibu dan Ayah) selama ini telah BERJUANG untukku di sana, tp kenapa aku tak bisa BERJUANG untuk mereka di sini???

Adik-adikku mempercayakan harapan kehidupan lebih baik, kenapa aku tidak berusaha untuk mewujudkannya??

Nenekku dulu yang selalu menyemangatiku di saat aku lemah hati, kini beliau terbaring lemah tak berdaya di hari tuanya, kenapa aku tak berusaha memberi senyuman di hari-hari penantiannya??

Teman-temanku yang selalu membuatku tertawa, membuat keadaan diriku menjadi lebih berarti, dan memberi inspirasi, kenapa aku tak berusaha berbuat dan memberi lebih baikdari yang telah mereka berikan??

Saudara-saudaraku dan orang-orang di sekitar lingkungan kita, di jalanan, seorang pedagang keliling yang meneteskan keringatnya karena sengatan panasnya matahari bahkan sampaiterbakar kulitnya yang hitam, serta seorang pemulung yang menutupi wajahnya dengan topi karena malunya, yang keadaannya tak lebih baik dari kita, tapi mereka LEBIH BERUSAHA dari kita, kenapa kita tidak??

Saudara-saudaraku dan orang-orang yang diberi cobaan dengan kelebihannya (MAAF, cacat-red), yang bisa BERUSAHA LEBIH GIAT dengan beraneka ragam cara mereka (Ada yang berjualan, ada yang mengamen, ada yang mengemis, dll.), Maaf saya tidak memfokuskan pd pekerjaan mereka, tapi lebih pada upaya dan usaha mereka yang giat. Ingin sekali membantu mereka menjadi lebih baik dengan kita sebagai yang lebih baik dari mereka saling bekerja sama dan gotong royong keluar dari keterpurukan bangsa ini. (Hmm...idealismenya keluar nie...hehe...)

Ya, dari pemikiran yang sederhana itulah aku berangkat lagi BERJUANG UNTUK MEREKA!! Dan BERUSAHA ku susun kembali langkah-langkah ku yang dulu rapuh, yang mudah mengeluh, yang mudah menyerah pada keadaan, yang mudah terusik dengan omongan orang yang menjatuhkan, yang peduli dengan pandangan orang kepadaku dengan sebelah mata (haha.. kelilipan tuh orang!), dsb...
Tertuanglah inspirasi itu ke dalam setiap sel-sel otakku yang dulu beku dan masuk lebih dalam ke alam bawah sadarku, bahwa kini :
1. "Aku akan BERJUANG untuk DIRIKU dan MEREKA"
2. "Aku harus terus berdiri teguh"
3. "Membuka pikiran dan hatiku dan siap menerima hal-hal yang POSITIF"
4. "Ada masalah, HADAPI!!"
5. "Belajar mengenal hidup"
6. "BERUSAHA lebih baik, dan BERSYUKUR pada-Nya dalam keadaan apapun"
7. (Masih banyak sih, cuma kalo teori doank sih gampang, yang penting TERUS BERUSAHA LEBIH BAIK!!)

Hmm..pepatah kuno mengatakan (Waktu Fir'aun masih ngojek dulu...^.^): "Sesuatu yang diulang-ulang (pertahankan sampai 90 hari) akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan lama-lama akan menjadi tabiatnya."

OK, SEMANGAT LAGI Y!!
^.^

PROSEDUR IN VITRO

A. Bahan Untuk Pengukuran Konsentrasi Asam Lemak Terbang dan NH3 Rumen (in vitro)
Bahan yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi asam lemak terbang dan NH3 rumen (in vitro) :
1. Cairan rumen sapi yang telah disaring dan disimpan dalam termos dengan suhu 390-400 C. Cairan rumen sapi yang digunakan sebagai media percobaan pada proses in vitro diperoleh dari tempat pemotongan hewan (TPH) Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
2. Larutan saliva buatan digunakan sebagai suatu medium buffer yang menyerupai kondisi dalam rumen ternak ruminansia dengan suhu 39-40 derajat celcius, pH 6,5-6,8. Pembuatan larutan saliva buatan mengacu pada petunjuk McDoughall yang dikutip oleh Tilley dan Terry (1963).
3. Gas karbondioksida digunakan untuk membuat sesuatu dalam rumen tiruan (tabung in vitro/tabung fermentor) menjadi anaerob dan menurunkan pH saliva buatan (larutan buffer) menjadi pH 6,8.

B. Alat yang Digunakan dalam Analisis In Vitro
1. Alat Untuk Mengambil Cairan Rumen
a. Kain muslin, digunakan untuk menyaring cairan rumen.
b. Termos yang berisi cairan hangat dengan kisaran suhu 39-40 derajat celcius, yang digunakan untuk membawa cairan rumen dari tempat pemotongan hewan ke laboratorium agar suhu cairan rumen tetap dan konstan sesuai dengan suhu tubuh ternak.
2. Seperangkat Rumen Tiruan Sebagai Media Inkubasi Fermentasi
a. Tabung fermentor (tabung in vitro) sebagai rumen tiruan dengan tutup karet berventil.
b. Water bath sebagai tempat merendam tabung in vitro pada suhu 39-40 derajat celcius.
3. Timbangan Santorius, digunakan untuk menimbang sampel bahan pakan hijauan
4. Alat untuk analisis asam lemak terbang, terdiri atas :
a. Pipet, digunakan untuk mengambil sampel yang akan dianalisis.
b. Tabung destilasi, digunakan sebagai tempat penyulingan uap dan sampel yang dianalisis.
c. Tabung Erlenmeyer, digunakan untuk menampung uap dan NaOH.
d. Stirer, digunakan sebagai pengaduk.
e. Alat titrasi, digunakan untuk mentitrasi larutan sampel.
5. Alat untuk analisis N-NH3 terdiri dari :
a. Pipet, digunakan untuk mengambil sampel yang akan dianalisis.
b. Cawan Conway, digunakan untuk mengukur konsentrasi NH3.
c. Alat titrasi, digunakan untuk mentitrasi larutan sampel.







C. In Vitro
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metoda in vitro dari Tilley dan Terry (1963), dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pengambilan cairan rumen
Cairan rumen sapi yang digunakan sebagai media percobaan pada proses in vitro diperoleh dari Tempat Pemotongan Hewan (TPH) Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Cairan rumen disaring dengan kain muslin, lalu dimasukkan ke dalam termos kemudian ditutup rapat dan dibawa ke laboratorium.
2. Pembuatan saliva buatan
Larutan saliva buatan digunakan sebagai suatu medium buffer yang menyerupai kondisi dalam rumen ternak ruminansia bersama-sama cairan rumen. Larutan ini digunakan sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba rumen secara in vitro. Pembuatan larutan saliva buatan mengacu pada petunjuk McDoughall yang dikutip oleh Tilley dan Terry (1963). Carian rumen dicampur dengan saliva buatan dengan perbandingan 1 : 4, yakni 10 ml cairan rumen dan 40 ml saliva buatan. Pencampuran dilakukan dengan mengaduk menggunakan magnetic stirer. Selama pencampuran dilakukan, CO2 dialirkan secara terus-menerus.

D. Tahapan pelaksanaan in vitro adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan semua alat yang akan diperlukan dalam proes in vitro.
2. Menimbang substrat sesuai dengan jumlah yang akan digunakan.
3. Memasukkan bahan substrat ke dalam tabung fermentasi sebanyak ± 1 gram.
4. Memasukkan campuran cairan rumen dengan saliva buatan ke dalam tabung yang telah berisi bahan substrat dengan perbandingan 1 : 4, yakni 10 ml cairan rumen dan 40 ml saliva buatan.
5. Menyemprotkan CO2 ke dalam tabung untuk mempertahankan kondisi tabung tetap dalam keadaan anaerob.
6. Menutup tabung fermentasi dengan penutup karet.
7. Menyimpan tabung fermentasi ke dalam rak yang telah disediakan.
8. Menyesuaikan temperature water bath dengan temperature lingkungan rumen yang berkisar 39-40 derajat celcius.
9. Proses fermentasi in vitro berlangsung selama 3,5 jam, dimana setiap 30 menit dilakukan pengocokan pada tabung in vitro tersebut. Setelah proses fermentasi selesai, kemudian dilakukan pengukuran derajat keasaman (pH). Setelah diukur pH, tabung fermentor ditetesi HgCl2 sebanyak tiga tetes untuk menghentikan aktivitas mikroba.
10. Cairan dalam tabung fermentor setelah itu di sentrifugasi dalam tabung sentrifuge selama 20 menit dengan kecepatan 5000 rpm untuk memisahkan supernatan dengan residu. Supernatan diambil dan disimpan untuk digunakan dalam analisis asam lemak terbang dan NH3.

DAPUS
McDonald, P., R. A. Edwards and J. E. D. Greenhalgh. 1995. Animal Nutrition. 5th Edition. McGrawhill Book Co. Inc., New York. 123; 142-175; 451-464; 475; 484.
Tilley, J. M. A. and R. A. Terry. 1963. A Two Stage Technique for the Invitro Digestion of Forage Crops. J.B. Grassl, sc.

Selasa, 10 November 2009

Jam Enam Petang

Hampir jam enam petang
Hujan pun belum berhenti
Langit kelam dan semakin kelam
Dalam keramaian terdiam ku di kesunyian

Lintas zaman tinggal di peraduan
Jejak langkah tinggal di penantian
Hati yang merona terjebak di keresahan
Dalam harap mereka aku bertahan

Do’aku Terjawab Sudah

Ketika kumohon pada Allah kekuatan,
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.

Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan,
Allah memberiku masalah untuk kupecahkan.

Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan,
Allah memberiku akal untuk berfikir.

Ketika kumohon pada Allah keberanian,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi.

Ketika kumohon pada Allah sebuah cinta,
Allah memberiku orarang-orang bermasalah untuk kutolong.

Ketika kumohon pada Allah bantuan,
Allah memberiku kesempatan.

Aku tak pernah menerima yang kupinta,
tapi aku menerima yang kubutuhkan.

Do’aku terjawab sudah…

7 Habits of Highly Effective People

Tujuh kebiasaan pembangun kemenangan dijabarkan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People, merupakan esensi perwujudan dari upaya kita untuk menjadi seseorang yang seimbang, utuh, dan kuat, serta menciptakan sebuah tim yang saling melengkapi berdasarkan rasa saling menghormati. Hal ini adalah merupakan prinsip-prinsip dari karakter pribadi.

Habit 1 – Proactive
Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi di sekitar kita. Orang-orang yang proaktif adalah agen-agen perubahan, dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak menjadi reaktif; mereka memilih untuk tidak menyalahkan orang lain.

Habit 2 – Start from the End
Individu, keluarga, tim dan organisasi membentuk masa depan mereka dengan terlebih dahulu menciptakan sebuah visi mental untuk segala proyek, baik besar maupun kecil, pribadi atau antarpribadi. Mereka tidak sekedar hidup dari hari ke hari tanpa tujuan yang jelas dalam pikiran mereka. Mereka mengidentifikasi diri dan memberikan komitmen terhadap prinsip, hubungan, dan tujuan yang paling berarti bagi mereka.

Habit 3 – Put First thing first
Mendahulukan yang utama berarti mengatur aktivitas dan melaksanakannya berdasarkan prioritas-prioritas yang paling penting. Apa pun situasinya, hal itu berarti menjalani kehidupan dengan didasarkan pada prinsip-prinsip yang dirasakan paling berharga, bukan oleh agenda dan kekuatan sekitar yang mendesak saja.

Habit 4 – Think Win Win
Berpikir menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang berusaha mencari manfaat bersama dan saling menghormati di dalam segala jenis interaksi. Berpikir menang-menang adalah berpikir dengan dasar-dasar Mentalitas Berkelimpahan yang melihat banyak peluang, dan bukan berpikir dengan Mentalitas Berkekurangan dan persaingan yang saling mematikan. Karakter ini bukanlah berpikir secara egois (menang-kalah) atau seperti martir (kalahmenang). Karakter ini adalah berpikir dengan mengacu kepada kepentingan “kita”, bukan “aku”.

Habit 5 – Effective Communication
Effective Communication yang dimaksud adalah berkomunikasi dengan empathy; berusaha memahami dulu, baru kemudian berusaha dipahami. Jika kita mendengar dengan maksud untuk memahami orang lain, dan bukan sekedar untuk mencai celah untuk menjawab, kita bisa memulai komunikasi dan pembentukan hubungan yang sejati. Peluang-peluang untuk berbicara secara terbuka dan untuk dipahami kemudian akan datang secara lebih alamiah dan mudah. Berusaha untuk memahami memerlukan pertimbangan matang; berusaha untuk dipahami memerlukan keberanian. Efektivitas terletak pada menyeimbangkan atau menggabungkan keduanya.

Habit 6 – Synergy
Sinergi adalah alternatif ketiga – bukan cara saya, cara Anda, tetapi sebuah cara ketiga yang lebih baik daripada apa yang bisa kita capai sendiri-sendiri. Sinergi merupakan buah dari sikap menghormati, menghargai, dan bahkan merayakan adanya perbedaan di antara orang-orang. Sinergi bersangkut paut dengan upaya untuk memecahkan masalah, meraih peluang dan menyelesaikan perbedaan. Ini seperti kerja sama kreatif di mana 1 + 1 = 3, 11, 111, … atau lebih banyak lagi. Sinergi juga merupakan kunci keberhasilan dari tim atau hubungan efektif mana pun. Sebuah tim yang bersinergi adalah sebuah tim yang saling melengkapi, di mana tim itu diatur sedemikian rupa sehingga kekuatan dari para anggotanya bias saling menutupi kelemahan-kelemahannya. Dengan cara ini kita mengoptimalkan kekuatan, bekerja dengan kekuatan tersebut, dan membuat kelemahan dari masing-masing orang menjadi tidak relevan.

Habit 7 – Sharpen the Saw
Mengasah gergaji berkenaan dengan upaya kita untuk memperbarui diri secara terus-menerus pada empat bidang dasar kehidupan: fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Ini adalah karakter yang meningkatkan kapasitas kita untuk menjalankan semua kebiasaan lain yang akan meningkatkan efektivitas kita.
Tiga kebiasaan pertama (Proactive, Start form the End, Put First thing First) akan meningkatkan rasa percaya diri secara signifikan yang berujung kepada kemenangan pribadi (Private Victory). Ketiga karakter berikutnya (Think Win-win, Effective Communication, Sinergy) akan memperbaiki dan membina kembali hubungan tim menjadi lebih solid, lebih kreatif dan mencapai kemenangan publik (Public Victory).

Kebiasaan ketujuh, jika dihayati secara mendalam, akan memperbarui enam kebiasaan yang pertama dan akan membuat kita benar-benar mandiri dan mampu untuk saling tergantung secara efektif. Karakter ini memperbarui integritas dan rasa aman seseorang yang berasal dari kedalaman dirinya sendiri (Karakter 1, 2 dan 3) dan memperbarui semangat maupun karakter untuk membentuk tim yang saling melengkapi (Karakter 4, 5 dan 6).

The 8th Habit Tahun 2005, Stephen R. Covey menambah karakter ke delapan sebagai dimensi baru dalam mewujudkan pemahaman mengenai pribadi yang utuh. Karakter kedelapan memberi pola pikir dan perangkat keahlian untuk secara terus menerus menggali potensi yang ada di dalam diri manusia melalui semua peran dalam 4 Peran Kepemimpinan: Pertama, Panutan atau menyajikan keteladanan (individu, tim). Menjadi panutan mengilhami timbulnya kepercayaan tanpa memintanya.

Jika orang hidup dengan prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam karakter ke-8, kepercayaan, pengikat kehidupan ini, akan tumbuh dengan subur. Kepercayaan akan muncul kalau kita memang layak dipercaya. Secara singkat, mejadi panutan menghasilkan kewibawaan moral pribadi. Kedua, Perintis. Merintis jalan menciptakan keteraturan tanpa perlu memaksakannya. Hal ini berarti bahwa jika orang mengaitkan identitas mereka dan terlibat dalam pembuata keputusan-keputusan strategis, khususnya mengenai nilai-nilai yang dipegang serta tujuan-tujuan prioritas tertinggi, mereka akan mengalami keterkaitan emosional.

Manajemen dan motivasi merupakan urusan di dalam diri. Orang tidak perlu lagi diatur-atur dan dimotivasi dari luar. Merintis jalan menghasilkan kewibawaan moral visioner. Ketiga, Penyelaras. Menyelaraskan struktur, sistem, dan proses merupakan perwujudan dari upaya untuk memupuk organisasi dan semangat kepercayaan, visi, dan pemberdayaan. Menyeleraskan menghasilkan kewibawaan moral yang dilembagakan. Keempat, Pemberdaya. Memberdayakan adalah buah dari ketiga peran yang lain menjadi panutan, merintis jalan, dan menyelaraskan. Peran ini membebaskan potensi manusia tanpa memerlukan motivasi eksternal. Memberdayakan akan menghasilkan kewibawaan moral budaya.