Sabtu, 02 Januari 2010

Kiat Mengendalikan Marah

Meluapkan kemarahan apalagi yang berlebihan, merupakan salah satu ekspresi memanjakan ego yang cenderung bersifat negatif, atau dalam al-Qur'an sering disebut dengan nafsu amarah (QS. Yusuf.53). Kita sering beranggapan bahwa dengan meluapkan kemarahan, kita akan melegakan kemarahan, padahal sebenarnya yang terjadi sering kali membuat orang yang bersangkutan tidak dapat mengontrol dirinya.

Dilihat dari aspek medis menurut para pakar, kemarahan dapat menimbulkan hipertensi, maag, gaugguan fungsi jantung, insomnia, kelelahan bahkan serangan jantung. Dalam konteks psiko social, luapan kemarahan mungkin dapat "menenangkan atau melegakan", tetapi efek lain dari luapan ini adalah dapat memutuskan tali cinta kasih, silaturahmi, dan mengacaukan komunikasi yang terjalin. Seseorang yang marah cenderung mengedepankan nafsunya dan mengesampingkan akal sehat dan agama. Maka berhati-hatilah karma ledakan amarah dapat menimbulkan permusuhan dan berefek buruk terhadap kesehatan mental kita.

Ada beberapa kiat untuk mengendalikan amarah, antara lain adalah:

· Memaafkan, sikap lembut dan tegar dengan mengharap ridha dan balasan baik dari Allah (QS. Al-Alraf.199, Ali Imran:134)

· Mengingat qishas di akherat, jika kita melampiaskan kemarahan. Riwayat Abu Ya'la ketika merasa kesal dengan Washif yang lambat melaksanakan tugas. Rasulullah menegurnya secara bijak seraya berkata, " Kalaulah tidak mencemaskan pembalasan di akhirat, niscaya aku beri engkau pelajaran"

· Mengingat pesan nabi dalam hadits Abu Dawud, " Duduk ketika sedang berdiri, tiduran ketika sedang duduk, jika masih marah, berwudhu atau mandilah dengan air dingin"

· Memikirkan kembali dengan tenang, tentang faktor yang menjadi pemicu marah, apakah memang sepatutnya disikapi dengan marah atau tidak.

· Tersenyum. Cobalah bercermm saat anda marah, dan lihatlah betapa jeleknya anda ketika marah dan tersenyumlah, percaya atau tidak, kemarahan yang anda, rasakan akan sirna perlahan-lahan.

· Positif thinking (husnudzon) dan mencoba memahami alasan sikap dan prilaku orang lain.

· Berlatih menunda amarah, dengan tidak mealampiaskan marah secara spontan dan refleks

· Coba dekatkan diri secara fisik kepada seseorang yang anda cintai disaat anda marah untuk menetralisir kemarahan. Misalnya dengan menggenggam tangannya. Kiat ini juga bisa kita gunakan untuk meredam kemarahan orang yang kita cintai pada kita.

· Diam dan dengarkan

· Ungkapkan kemarahan dengan tulisan.

· Komunikasi dan proaktif. Jangan harap orang lain dapat membaca fikiran kita atau mengetahui apa yang kita inginkan

· Membaca taawwudz seraya berdoa kepada Allah agar terhindar dari provokasi syetan dan jebakan fitnah yang menyesatkan." Allahumma Rabban Nabi Muhammad, ighfirlii dzambi wa adzbib ghaiddha qoIbii wa ajimii min mudhilatil fitan".

Ungkapkanlah kekesalan kita dengan tetap mengendalikan diri. Orang yang kuat menurut Islam bukanlah orang yang menakutkan ketika marah, melainkan orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh," Bukanlah disebut kuat orang yang pandai bergulat. Sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika ia marah"

Akhirnya, mari kita tingkatkan terus keimanan kita kepada Allah dengan mendekatkan diri pada-Nya. Karena letak iman berada di hati sedangkan hati bersifat tidak tetap, maka selain itu jangan pula kita pernah lupa untuk terus memanjatkan doa pada Allah ta'ala, karena setiap tindakan/usaha tanpa dibarengi doa adalah ketakaburan dan sebaliknya doa tanpa dibarengi dengan usaha adalah kemalasan (Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang kecuali orang itu yang mengubah dirinya dengan berusaha). Doa adalah usaha dan usaha adalah doa. Keduanya tak dapat dipisahkan dalam suatu pencapaian yang besar.

"Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, sehingga menjadi lembut pula setiap tindakan yang kami lakukan. Lembutkanla hati kami untuk mudah menerima setiap ketetapan-Mu, lembutkanlah hati kami untuk mudah menerima segala perintah-Mu, sehinggga ia dapat kami jadikan sebagai penerang dalam hidup, sebagai pembimbing dalam langkah kami.

Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, agar kami dapat memahami dan menjalani takdirmu dengan keikhlasan dan kelapangan Karena tiada yang dapat membuatnya menjadi lapang selain Engkau wahai menguasa jagad.

Ya Ghofar, ampunilah segala dosa kami dan kedua orang tua kami, ampunilah segala kehilafan dan kemarahan yang pernah kami lakukan, kemarahan yang pernah kami luapkan pada kedua orang tua kami, kemarahan yang pernah kami luapkan pada suami kami, anak-anak tak berdosa kami, teman-teman kami, tetangga-tetangga kami, guru-guru kami, murid-murid kami dan yang lainnya.

Ya Shabur, berikanlah kesabaran pada kami dalam menghadapi setiap cobaan yang engkau berikan, sehingga tidak ada kemarahan dalam menghadapi cobaan tersebut.

Ya Muqalibal Qulub, tetapkanlah hati kami, tetapkan ia untuk tetap komitmen dalam ikatanMu, tetapkan ia untuk terus mencari ridhaMu, sehingga setiap detik dari waktu yang kami lalui, setiap desah dari nafas yang terbuang, setiap tapak dari jalan yang kami susuri adalah ladang amal kebaikan, tetapkanlah hati kami, tetapkanlah ia pada jalan yang telah kau gariskan, tetapkanlah ia berpegang pada Qur'an dan SunahMu, sehingga kami tidak akan sesat pada jalan yang salah. Bersihkanlah ia dari penyakit-penyakit yang akan menggerogoti keimanan kami

Ya Lathif, Ya Ghofar, Ya Shobur, Ya Muqolibal qulub, Amien Ya robbal alamin


SEMOGA BERMANFAAT


Sumber : Temanku menulis 11 Mei 2009 jam 14:53 (Dikutip tanggal 02/01/10)

Sebelum kita mengeluh...

1. Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak
dapat berbicara sama sekali.

2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak
punya apapun untuk dimakan.

3. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di
jalanan.

4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada
tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

5. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu, pikirkan tentang seseorang yang memohon
kepada Allah untuk diberikan teman hidup.

6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu
cepat.

7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin
mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan
tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang
menempuh jarak yang sama dengan berjalan.

10. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran,
orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

semoga bermanfaat



Sumber : temanku menulis 04 Desember 2009 jam 17:59 (dikutip tanggal 02/01/10)